Rabu, 25 April 2012

STRES


A. secara filsafat stres merupakan bawaan manusia

pengertian stres itu lebih kepada `kedudukan` dalam paham mekanistik tentu saja melihat stress hanya sekedar fenomena fisik belaka. Stres hanyalah sekedar gangguan sistem saraf yang berakibat keluarnya keringat dingin, tangan mengenggam ,wajah merah dan lain-lain.Pahan realistik memandang stres sebagai sesuatu yang fenomena jiwa yang terpisah dengan jasmani atau tubuh manusia atau hanya fenomena tubuh balaka tanpa ada hubungan dengankejiwaan.Sedangkan paham idialis menganggap stres adalah murni fenomena jiwa.
          Kesimpulan stres adalah stres itu bisa terjadi karena manusia begitu kuat dalam mengejar keinginannya serta kebutuhannya dengan menggunakan segala kekuatan dan potensinya. Akibatnya manusia cenderung lupa bahwa mereka bukanlah yang sempurna yang tidak memiliki keterbatasan
          sebagaian besar para peneliti menggunakan definisi stres yang diusulkan oleh hans selye (general adaptition syndrom)mendefinisikan respon yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang diterimanya, suatu fenomena universal dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari , setiap orang yang mengalaminya.dari definisi kita dapat menyimpulkan bahwa komponen stres ada dua yaitu tuntutan (bersifat eksternal) dan respon atau tanggapan (bersifat internal). Stres memberi dampak terhadap individu yaitu tehadap aspek fisik, psikologis, dan intelektual, sosial dan spritual.juga dapat mengancam keseimbangan fisiologis. Stres emosi dapat menimbulkan perasaan negatif atau destruktif terhadap diri sendiri dan oranglain. Stres intelektual akan mengganggu presepsi dan kemampuan seseorang dalam menyeleseikan masalah dan stres sosial akan mengganggu hubungan individu dengan lingkungannya.

-        Faktor individual dan sosial
            kecemasan yang menstimuluskan untuk memahami jati diri kurang lebih stres . Dalam   batas-batas tertentu stres diperlukan untuk meninggkatkan kedewasan.konsep kecemasan hampir tidak pernah dipertimbangkan didalam psikologi dan oleh karena itu menunjukkan           bahwa konsep itu berbeda sma sekali dari ketakutan dan konseo-konsep serupa yang mengacu kepada sesuatu yang jelas , sementara kecemasan adalah realitas kebebasan sebagai kemungkinan untuk memungkinkan . Oleh karena itu , kecemasan tidak ditemukan pada binatang karena pada hakikatnya binatang tidak ditentukan oleh ruh.
          Angest (kecemasan yang tak terjelaskan ).
          adalah ciri pokok manusia sebagai suatu individu yang bermenung sendiri dan bertindak secara bebas, ketakutan rasional itu adalah suatu perasaan dan menurut kierkegaard , perasaan-perasaan itu murni fenomena mental.

B.     tipe-tipe stres
1).             tekanan , tekanan stres dan perasaan dalam ilmu kesehatan jiwa orang yang ambisius dan perfeksionis digolangkan memiliki kepribadian tipe A. tipe kepribadian ini lebih rentan tekanan stres dan stroke
                    a). masalah (stimulus -perangsang dorongan ) menyebabkan ketegangan dalam organisme yang menggerakkan tanggapan penanggulangan maslah yang biasanya digunakan orang.
                   b). kegagalan dari tanggapan yang menghasilkan gangguan batin termasuk perasaan cemas, bingung , bersalah dan tidak berguna

2).             Frustasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi karena adanya kegagalan dalam melakukan sesuatu yang menyebabkan stres dlam tubuhnya dan kepribadian yang kurang percaya diri
.
3).             Konflik adalah salah satu faktor yang terjadi kesalahan yang menyebabkan perbedaan pendapat yang menyebabkan kesalah pahaman.

4).             Kecemasan adalah salah satu faktor yang menyebabkan karena terjadinya keterburuan dalam mengajalani sesuatu itu juga yang mempengaruhi keadaan tubuh yang lemah sehingga kecemasan itu yang akan menjadi suatu stres.


C.              coping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping) adalah istilah untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional , terutama dengan menggunakan penilaian defensif. Penangan stres ini meliputi menggunakan mekanisme pertahan penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk coping yang brfokus pada maslah (problem focused coping) adalah istilah untuk strategi kognitif

D.             problem solving menyatakan bahwa untuk menjadi seseorang problem solving yang berhasil seseorang harus memiliki 10 karakterristik kualitas
          a. kreatif
          b. berkarakter pemimpin
          c. terstruktur
          d. kritis
suatu masalah yang afektif adaloah apabila kita berhasil dan akar penyebab masalah itu mengambil tindakan untuk menghilangkannya.problem solving dengan cara melakukan analisis secara seksama terhadap proses kemudian berusaha menutupi kesenjangan yang terjadi antara situasi sekarang dan target yang diinginkan . Problem solving merupakan metode solusi masalah.akar penyebab masalah adalah ketiadaan sistem formal.

SUMBER:

Gaspersz,Vincent. 2007. Team-Oriented Problem Solving. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Pedak, Mustamir. 2000. Metode Supernol Menaklukkan Stres. Jakarta

Senin, 02 April 2012

Kepribadian Aku Masih Kecil

Hari demi hari berjalan sampai saat ini aku masih bisa menghirup udara yang bagus, kebahgian dalam hidup aku tidak seperti dulu kebahagian aku direbut oleh orang lain . Kebahagian itu ga cuma buat keluarga saja tapi seseorang yang aku sayang. Kadang aku pikir kenapa tidak ada seseorang yang memahami kemauan aku, gimana susahnya aku , gimana sayangnya aku tapi mereka ga pernah mengerti apa kemauan aku sekarang.

Dari kecil aku di rawat sampai aku besar dan menlanjutkan kuliah, aku mau kaya orang – orang lain ada keakrapan dalam satu keluarga, dari kecil aku cuma di rawat sama pembantu, mama kerja berangkat pagi-pagi , papa dulu kerja pulang kerumah kadang 5 bulan sekali dirumah cuma 2 minggu , dulu masih bayi aja aku ditinggal papa selama 1 tahun karna ga bisa menunda pekerjaan dia, itu yang buat aku sedih , tapi kadang aku malu sama papa, dulu kalo papa mau kerja aku ngumpet di bawah bantal , padahal mah itu disitu nangis heheeheh,..... terus papa bilang , “papa kerja ya de salam dulu sini” dan saat itu juga aku salam tapi aku ga berani kasih muka aku ke papa karna mata aku dah bengkak karna nangis .

Emang aku pikir papa sama mama itu kerja buat aku sampai kedepan, tapi apa salah aku mau kebahagian dalam keluarga itu ngumpul bareng , makan malam bareng. Pas waktu desember kemaren aja papa ga ada dirumah dah ke 3 kali ya , ngerayain hari natal tanpa papa..
sekarang aku punya seseorang yang aku sayang, dan sahabat-sahabat yang aku sayang selama ini mereka yang udah buat aku bahagia , kalo dirumah lagi ribut kadang aku suka kesel kenapa harus ribut-ribut didepan w . emang aku ga suka sama ka2 aku yang pertama , egois dia itu yang buat orang benci sama dia , kadang aku juga sebel sama mama dia itu cuma ngebelain ka2 aku yang 1 . apa dibeliin sampai makanan buat dia dibeliin , tapi buat w mana sama sekali ga ada , malah disruh beli sendiri.

itu yang w ga suka dalam keluarga w mereka sayang cuma milih milih sama w, ya w cuma butuh keluarga kumpul bareng kaya keluarga keluarga orang lain selalu ada dan selalu bareng kemana-mana .
W juga berharap banget keluarga w utuh selamanya ga da yang ninggalin w ,

Stimulus dan Kebutuhan Eksploratori

pikirkan berapa banyak waktu, usaha, dan uang yangbdikeluarkan orang hanya untuk melihat sesuatu, traveling, dan mengeksplorasi lingkungan. Kita mengunjungi suatu tempat yang baru dan merasa tertarik, kita melihat televisi, film, kontes olah raga, dan bermain ;kita membaca surat kabar, buku dan, majalah. Kebutuhan stimulus dan kebutuhan eksplorasi ada dibelakang semua kegiatan ini.stimulus apa yang memuaskan kita dan kebutuhan eksplorasi tidak bertahan lama, dan kita mencari sesuatu yang baru. Obsevasi informasi seperti ini memberi kita dasar untuk melakukan kontrol eksperimen pada stimulus dan kebutuhan ekploratori.

Kekuatan insentif dari stimulus dalam lingkungan didemonstrasikan beberapa tahun yang lalu dalam eksperimen dimana monyet diberi puzzle mekanis untuk pecahkan, monyet ini tertarik dengan stimulus yang baru dalam puzzle ini.mereka mengeskplorasikan dan belajar memecahkan puzzle dengan memindahkan penjepit, menghilangkan pengait, dan mengangkat engsel, dan tidak ada hadiah apapun setelah upaya mereka membongkar puzzle tersebut, ( Harlow dalam morgan dkk, 1986). eksperimen lain tentang motivasi ingin tahu juga menunjukkan bahwa monyet-monyet akan bekerja dan belajar ketika insetifnya hanyalah diijinkan melihat keluar dari kandang ke lingkungan yang dengan panorama yan beraneka ragam. (Butler dlam morgan dkk. 1986)

monyet-monyet dalam eksperimen inin dimasukkan dlam kotak tertutup dengan dua pintu kecil yang besebelahan. Seekor monyet akan dengan tidak sengaja menyentuh pintu itu. Masing-masing pintu mempunyai suatu stimulus visual yang melekat padanya (stimulus A dan stimulus B). jika monyet dapat menekan pintu dengan stimulus A. maka pintu terbuka dan monyet dapat melihat keluar beberapa menit. Jika monyet menekan pintu stimulus B pintu tidak akan terbuka. Jadi hadiah satu-satunya untuk membedakan antra dua stimulus ini adalah kesempatan untuk melihat keluar ketika pintu tebuka karena tekanan pada pintu yang benar.

Binatang itu segera belajar menghadapi perbedaan itu, hal ini menunjukkan bahwa mereka domotivasi oleh suatu kesempatan untuk melihat keluar. Ketika binatang belajar mendorong pintu yang benar, jumlah dorongan dibuat tergantung pada apa yang dilihat diluar. Jika ada pemandangan yang menarik diluar, misalnya monyet lain lain atau mainan kereta yang bergerak, monyet lebih sering mendorong pintu yang benar, jika pintu itu tidak sering didorong, karena yang dilihat di luar hanyalah suatu pemandangan ruang yang kosong. 

Daftar pustaka;
 Prabowo, Hendro.1998.Psikologi umum 2.Jakarta: Universitas Gunadarma

Teori Mengenai Perubahan Sikap

teori konsistensi kognitif-afektif
teori konsistensi kognitif-afektif berusaha menjelaskan bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka bkonsisten dengan afeksinya .
Jadi berdasarkan teori ini dapat dikatakan bahwa pengetahuan ataupun keyakinan seseorang tentang suatu fakta tertentu sebagaian ditentukan oleh pilihian afeksinya. Begitu pula sebaliknya (sears dkk.1995). Teori konsistensi kognitif-afektif inin dikekmukakan oleh rosenberg (dalam azwar, 1995) yang memandang bahwa komponen kognitif sikap tidak saja sebagai apa yang diketahui mengenai objek sikap, akan tetapi mencangkup pula apa yang dipercayai mengenai hubungan antara objek sikap itu dengan nilai-nilai enting lainnya dalam diri inidividu.

Pendekatan teori ini menjadi menarik, karena menurut sears dkk(1992)penilaina seseorang terhadap sesuatu kejadian akan mempengaruhi keyakinannya. Sabagai contohnya adalah ketika seseorang akan mencoba untuk jajn di suatu restoran bakmi yang namanya sudah banyak dikenal dimana-mana. Terpaksa mengembangkan sikap negatifnya terhadap warung bakmi tersebut karena sebagaian dari teman-temannya mengatakan bahwa warung-warung tersebut, ia tetap bersikap negatif. Ia akan mencari kognisi yang diperlukan untuk mendukung penilaian negatifnya. Kognisi yang diperolehnnya akan selalu konsistensi dengan pilihan afektifnya.

Daftar pustaka; 
 Prabowo, Hendro.1998.Psikologi umum 2.Jakarta: Universitas Gunadarma